Rabu, 16 Mei 2012

Mbolos Waktu Sekolah

Untuk Guruku yang terhormat,  inilah yang seharusnya aku katakan kepada engkau dahulu :


She : Arif! Mbolos yah kau kemarin.

Me : Ngga Bu

She : pengantar surat izin kamu kemarin sudah mengatakan yang sejujurnya.

Me : . . . ., ? ? ? ?

She : berdiri, katakan sesuatu yang jujur.

Me : "aku tidak akan jujur, aku hanya akan bersumpah untuk memcèkék lehermu hidup-hidup" (dalam hati)



She : Apa yang kamu lakukan dirumah temanmu, hingga bolos sekolah

Me : . . . .

She : Kalau ngga sekolah kamu akan jadi gembel, pengangguran, saya itu dari dulu punya pemikiran begini loh, anak yang sakit aja banyak yang ngga sekolah tapi ingin sekolah itulah anak yang waras, apa kamu itu adalah kebalikan dari semua itu? Yang sehat, tapi ngga pengen sekolah dan ngga waras.

Me : . . . . ( semua manusia yang tak aku anggap teman ini, mereka menertawaiku)

She : Sekolah adalah duniamu! Bagaimana kamu lari dari duniamu!

Me : Salah Bu! Sekolah bukan duniaku, tapi Dunialah sekolahku, dan aku tak bisa lari dari sekolahku, yaitu duniaku . . . .


Cerita itu bohong, tapi tidak semuanya, yang sebenarnya aku hanya terdiam hingga segment terakhir, dan akhirnya aku disuruh untuk menulis satu kalimat yang sama "aku tak akan bohong lagi, aku tak akan bolos lagi" sebanyak 3lembar sama dengan 6halaman yang setengahnya ditulis oleh my grand yang tak tega melihatku, yang akhirnya hasilnya tak pernah ditanyakan olehnya sekalipun dalam seumur hidupnya. Dan cerita aslinya berbahasa jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar